TRANSFUSI DARAH
Seorang pria berumur 23 tahun mengendarai sepeda motor dan mengalami kecelakaan yang sangat parah. Karena kecelakaan tersebut, pria itu mengalami perdarahan hebat sehingga kehilangan cukup banyak darah dan tidak sadarkan diri. Warga sekitar segera membawanya ke UGD rumah sakit terdekat. Dari kartu pengenal yang ditemukan di pakaiannya, diketahui bahwa pria tersebut bernama Muhammad ali dan sekarang sedang berkuliah di salah satu universutas di kota tersebut dan orang tuanya berada di kota lain.
Dokter yang menangani pasien tersebut kemudian menghubungi pihak keluarganya dan meminta ijin untuk melakukan transfuse darah untuk menolong si pasien, namun ternyata pihak keluarga pasien memiliki suatu paham, bahwa melakukan transfuse darah hukumnya adalah haram. Namun, di pihak lain, dokter tetap berusaha menjelaskan mengenai pentingnya melakukan transfuse darah ini dan resiko apa yang akan terjadi jika transfuse darah tidak dilakukan. Sayangnya, dari pihak keluarga pasien tetap tidak setuju. Akhirnya, dokterpun mengambil keputusan sendiri dengan tetap mentransfusikan darah kepada pasien tersebut dengan alas an jika hal itu tidak dilakukan, pasien akan kehilangan nyawanya. Setelah tindakan pertolongan dilakukan dokter, kondisi M. Ali menjadi baik.
Pertanyaan :
1. Rumuskan dilema etik sentral pada kasus diatas
2. Dari kasus diatas, cobalah anda analisis berdasarkan kaidah Dasar Bioetik, Prima Facia dan Etika Klinik Jonsen Siegler. (gunakan table criteria KDB dan pertanyaan etik klinik Jonsen Siegler)
3. Bagaimana jika kasus tersebut diatas, kita melihatnya dalam perspektif Islam/Etika Islam (lampirkan Ayat, Sunnah Rasul dan Dasar yang lain)
Jawaban :
1. Dilema Etik yang terjadi pada kasus tersebut jelas terlihat bahwa; Seorang pria mengalami kecelakaan yang mengakibatkan perdarahan hebat. Dan harus segera di transfusi darah. Setelah meminta izin pada keluarga pasien, ternyata keluarga pasien tidak setuju untuk melakukan transfusi darah karena memiliki suatu paham bahwa melakukan transfusi darah hukumnya haram.
2. Analisis kaidah Dasar Bioetik I (alturisme dalam berpraktek)
Beneficence
Kriteria | Ada | Tidak |
1) Mengutamakan alturisme yaitu menolong tanpa pamrih, rela berkorban untuk kepentingan orang lain | √ | |
2) Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia | √ | |
3) Memandang pasien/keluarga/sesuatu tak hanya sejauh menguntungkan dokter | √ | |
4) Mengusahakan agar kebaikan/manfaatnya lebih banyak dibandingkan dengan keburukannya | √ | |
5) Paternalisme bertanggung jawab/berkasih saying | √ | |
6) Menjamin kehidupan baik minimal manusia | √ | |
7) Pembatasan goal-based | √ | |
8) Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan/preferensi pasien | √ | |
9) Minimalisasi akibat buruk | √ | |
10) Kewajiban menolong pasien gawat-darurat | √ | |
11) Menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan | | √ |
12) Tidak menarik honorarium diluar kepantasan | | √ |
13) Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan | | √ |
14) Mengembangkan profesi secara terus menerus | | √ |
15) Memberikan obat berkhasiat namun murah | | √ |
16) Menerapkan Golden Rule Principle | √ | |
Kaidah Dasar Bioetik 2 (Do No Harm dalam Situasi emergensi dan praktek klinik)
Nonmaleficence
Kriteria | Ada | Tidak |
1) Menolong pasien emergensi | √ | |
2) Kondisi untuk menggambarkan criteria ini adalah : pasien dalam keadaan amat berbahaya atau berisiko hilangnya sesuatu yang penting (gawat), dokter sanggup mencegah bahaya atau kehilangan tersebut, tindakan kedokteran tersebut terbukti efektif, manfaat bagi pasien > kerugian dokter atau hanya mengalami risiko minimal | √ | |
3) Mengobati pasien yang luka | √ | |
4) Tidak membunuh pasien (tidak melakukan euthanasia) | √ | |
5) Tidak menghina/mencaci maki/memanfaatkan pasien | √ | |
6) Tidak memandang pasien hanya sebagai objek | √ | |
7) Mengobati secara tidak proporsional | | √ |
8) Tidak mencegah pasien dari bahaya | √ | |
9) Menghindari misrepresentasi dari pasien karena kelalaian | √ | |
10) Tidak membahayakan kehidupan pasien karena kelalaian | √ | |
11) Tidak memberikan semangat hidup | | √ |
12) Tidak melindungi pasien dari serangan | | √ |
13) Tidak melakukan white collar crime dalam bidang kesehatan/kerumahsakitan yang merugikan pihak pasien dan keluarganya. | √ | |
Kaidah Dasar Bioetik 3 (Otonomi pasien dalam berbagai situasi)
Autonomi
Kriteris | Ada | Tidak |
1) Menghargai hak menentukan nasib sendiri, menghargai martabat pasien. | | √ |
2) Tidak menginterfensi pasien dalam membuat keputusan (pada kondisi elektif) | | √ |
3) Berterus terang | √ | |
4) Menghargai prifasi | | √ |
5) Menjaga rahasia pasien | | √ |
6) Menghargai rasionalitas pasien | | √ |
7) Melaksanakan informed concent | √ | |
8) Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan sendiri | | √ |
9) Tidak menginterfensi atau menghalangi autonomi pasien | | √ |
10) Mencegah pihak lain menginterfensi pasien dalam membuat keputusan, termasuk keluarga pasien sendiri | √ | |
11) Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada kasus non emergency | | √ |
12) Tidak berbohong ke pasien meskipun demi kebaikan pasien | √ | |
13) Menjaga hubungan (kontrak) | √ | |
Kaidah dasar bioetik 4 (prinsip keadilan dalam konteks hubungan dokter pasien)
Justice
Kriteria | Ada | Tidak |
1) Memberlakukan segala sesuatu secara universal | √ | |
2) Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan | √ | |
3) Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang sama | √ | |
4) Menghargai hak sehat pasien (affordability, equality, accessibility, availability, and quality) | √ | |
5) Menghargai hak hokum pasien | √ | |
6) Menghargai hak orang lain | | √ |
7) Menjaga kelompok yang rentan (yang paling dirugikan) | √ | |
8) Tidak melakukan penyalahgunakan | √ | |
9) Bijak dalam makro alokasi | √ | |
10) Memberikan kontribusi yang relative sama dengan kebutuhan pasien | √ | |
11) Meminta partisipasi pasien sesuai dengan kemampuannya | | √ |
12) Kewajiban mendistribusikan keuntungan dan kerugian (biaya, beban dan sanksi) secara adil | | √ |
13) Mengambalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat dan kompeten | √ | |
14) Tidak member beban berat secara tidak merata tanpa alas an sah/tepat | √ | |
15) Menghormati hak populasi yang sama-sama rentan penyakit/gangguan kesehatan | | √ |
16) Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA, status social, dll. | √ | |
Dinamika keputusan Klinis yang etis (konsep Prima Facia)
Pada kasus ini, Konsep Prima Facia yang paling dominan yaitu Nonmaleficence yang disertai dengan beneficence
Etika Klinik Jonsen Siegler dan Winslade
Medical Indication
No | Pertanyaan | Analisa |
1 | Apakah masalah medis pasien ? riwayat ? diagnosis ? prognosis ? | Masalah medis pasien adalah tidak sadarkan diri akibat perdarahan hebat. Riwayat pasien adalah mengalami kecelakaan. Diagnosis dokter yaitu kekurangan darah dan memerlukan transfuse darah. Prognosis pasien jika cepat ditansfusi darah akan membaik. |
2 | Apakah masalah tersebut akut ? kronik ? kritis ? gawat darurat ? masih dapat disembuhkan ? | Masalah pada pasien ini yaitu gawat darurat dan masih dapat disembuhkan |
3 | Apakah tujuan akhir pengobatannya ? | Penyembuhan pasien (dengan melakukan transfusi darah) |
4 | Berapa besar kemungkinan keberhasilannya ? | 100 / 90 % ?? |
5 | Adakah rencana lain bila terapi gagal ? | |
6 | Sebagai tambahan, bagaimana pasien ini diuntungkan dengan perawatan medis, dan bagaimana kerugian dari pengobatan dapat dihindari ? | Keuntungan pasien jika ditransfusi darah akan membaik, jika tidak segera ditransfusi keadaan pasien akan memburuk |
Qualitya of life
No | Pertanyaan etik | Analisa |
1 | Bagaimana prospek, dengan atau tanpa pengobatan untuk kembali ke kehidupan normal ? | Setelah di diagnose, prospek kedepan dengan pengobatan kemungkinan pasien dapat kembali ke kehidupan normal dan apabila tanpa pengobatan prospek kedepannya pasien semakin memburuk |
2 | Apakah gangguan fisik, mental dan social yang dialami bila pengobatannya berhasil ? | Gangguan fisik yang dialami oleh pasien yaitu terjadinya injury pada kulit pasien, sedangkan |
3 | Apakah ada prasangka yang mungkin menimbulkan kecurigaan terhadap evalusi pemberi pelayanan terhadap kualitas hidup pasien ? | |
4 | Bagaimana kondisi pasien sekarang atau masa depan, apakah kehidupan pasien selanjutnya dapat dinilai seperti yang diharapkan ? | |
5 | Apakah ada rencana alas an rasional untuk pengobatan selanjutnya ? | |
6 | Apakah ada rencana untuk kenyamanan dan perawatan paliatif ? | |
Patient Preferrences
No. | Pertanyaan etik | Analisa |
1 | Apakah pasien secara mental mampu dan kompeten secara legal ? apakah ada keadaan yang menimbulkan ketidakmampuan ? | |
2 | Bila berkompeten, apa yang pasien katakana mengenai pilihan pengobatannya ? | |
3 | Apakah pasien telah di informasikan mengenai keuntungan dan resikonya, mengerti atau tidak terhadap informasi yang diberikan dan memberikan persetujuan ? | |
4 | Bila tidak berkompeten, siapa yang pantas menggantikannya ? apakah orang yang berkompeten tersebut menggunakan standar yang sesuai dalam pengambilan keputusan ? | |
5 | Apakah pasien tersbeut telah menunjukkan sesuatu yang lebih disukainya ? | |
6 | Apakah pasien tidak berkeinginan/tidak mampu untuk berkerjasama dengan pengobatan yang diberikan ? kalau iya, kenapa ? | |
7 | Sebagai tambahan, apakah hak pasien untuk memilih untuk dihormati tanpa memandang etnis dan agama ? | |
Contextual features
No | Pertanyaan etik | Analisa |
1 | Apakah ada masalah keluarga yang mungkin mempengaruhi pengambilan keputusan pengobatan ? | |
2 | Apakah ada masalah sumber data (klinisi dan perawat) yang mungkin mempengaruhi pengambilan keputusan pengobatan ? | |
3 | Apakah ada masalah factor keuangan dan ekonomi ? | |
4 | Apakah ada factor religious dan budaya ? | |
5 | Apakah ada batasan kepercayaan ? | |
6 | Apakah ada masalah alokasi sumber daya ? | |
7 | Bagaimana hukum mempengaruhi pengambilan keputusan pengobatan ? | |
8 | Apakah penelitian klinik atau pembelajaran terlibat ? | |
9 | Apakah ada konflik kepentingan di dalam bagian pengambilan keputusan didalam suatu institusi ? | |
3. Prinsip etika Dasar Islam
No | Prinsip etika | Analisa |
1 | Prinsip Niat / Intention (qa’idat al qasd) | “Sesungguhnya Allah tidak melihat jasad dan rupa kalian, tapi yang Allah lihat adalah hati kalian” (HR. Muslim) “Amal tidak akan menjadi baik kecuali dengan tiga syarat: takwa, niat yang baik dan benar dalam melakukannya” (ulama Salam) |
2 | Prinsip Kepastian / Certainly (qa’idat al yaqeen) | Sunnah Nabi saw: “Berobatlah, sesungguhnya Allah menciptakan penyakit disertai dengan obatnya kecuali satu yaitu tua” |
3 | Prinsip kerugian / Harm (qa’idat al dharar ) | “Barang siapa yang membunuh seorang manusia bukan karena orang itu membunuh orang lain atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi maka seakan-akan ia telah membunuh manusia seluruhnya…” (QS. Al-Maidah [5] : 32) |
4 | Prinsip Kesukaran / difficulty (qa’idat al mashaqqat) | “…Allah menghendaki kemudahan dengan kalian dan tidaklah menghendaki kesukaran dengan kalian...” (Al baqarah 2:185) |
5 | Prinsip kebiasaan / Custom (qa’idat al ‘aadat) | |
Kesimpulan :
Berdasarkan kasus diatas
Betting on Horse Racing Online (Nj) - Legalbet
BalasHapusBetting on 1xbet korean Horse Racing Online is an exciting 바카라 and regulated online หาเงินออนไลน์ gambling site. You can now bet on horse races, races and sports legally in South